
Ketua Lembaga Missi Reclasseering-Republik Indonesia Papua Barat Yance Kwando ungkap perbedaan Papua sebelum dan sesudah adanya pemberlakuan kebijakan Otonomi khusus (Otsus) di Tanah Papua.
“Sebenarnya jika kita mau melihat ke belakang seperti apa dulunya Papua dibanding dengan saat ini setelah adanya Otsus, sangat jauh berbeda. Jika tidak ada campur tangan pemerintah pusat maka Papua tidak maju seperti sekarang ini,” ujarnya.
Menurutnya beberapa kelompok penolak Otsus dengan alasan merdeka adalah salah kaprah tentang makna kemerdekaan Papua yang sesungguhnya.
“Berbicara merdeka boleh saja tetapi merdeka dari segi pendidikan, kesehatan, ekonomi dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mana telah diwujudkan lewat Otsus, itulah merdeka yang sesungguhnya. Jika merdeka diartikan sebagai berpisah dari NKRI, maka kami mayoritas masyarakat Papua sudah pasti menolak itu,” tegasnya.
Dirinya pun berharap Dana Otsus yang diberikan pemerintah pusat kedepan dapat lebih besar lagi sehingga dapat menyentuh seluruh masyarakat asli Papua juga non-Papua yang telah lama berdomisili di Tanah Papua seperti masyarakat yang ikut program transmigrasi karena hal tersebut tercantum dalam Undang-Undang Otsus.
“Kami berharap agar Dana Otsus yang diberikan dapat lebih besar, penyaluran harus transparan juga pengawasannya perlu ditingkatkan agar menghindari penyalahgunaan terkait kebijakan Otsus ini,” harapnya.